Rabu, 29 Februari 2012

program penghijauan


KERJASAMA
Usaha PENANAMAN KAYU JATI PUTIH

( Gmelina )









Oleh : Didin Muhidin


KELOMPOK TANI TERNAK AL-ISTI’ANAH INDONESIA
YAYASAN AL-ISTI’ANAH INDONESIA

Alamat Sekretariat :

JALAN GARUNG NO.20 KELURAHAN PALASARI 
KECAMATAN CIBIRU KOTA BANDUNG 40615
Telp.022-92327187 - Cp. 085.220.253.511





A. PENDAHULUAN

Lahan kritis pada saat ini sangatlah luas dengan  kondisi sangat memprihatinkan, masalah semak belukar, rumput ilalang yang tinggi ataupun gundulnya lahan menjadi kesulitan untuk dijadikan lahan produktif. Perlu sentuhan dari berbagai pihak yang peduli, sehingga lahan tersebut menjadi produktif dan dapat menjadi saluran berkah bagi banyak orang, khususnya petani penggarap setempat.

POTENSI yang sangat besar terkandung dilahan kritis tersebut, dan itu dapat menjadi sebuah sumber pendapatan bagi banyak orang. Tanpa adanya  uluran tangan kesadaran dari pihak yang peduli, potensi itu tidak akan muncul bahkan  akan terkubur sangat dalam, seiring dengan semakin bertambahnya perjalanan waktu.

Tanah, udara, air, api, tumbuhan, binatang serta semua yang terkandung di bumi ini adalah di peruntukan untuk kebutuhan hidup makhluk Tuhan yang bernama MANUSIA. Hubungan yang Terbentuk dari rasa saling membutuhkan dan berakibat pada keuntungan secara bersama menjadi dasar kebersamaan yang terlahir  dari ungkapan hati “PEDULI”. Yang lemah membutuhkan yang kuat, yang kuat membutuhkan yang lemah, yang kecil membutuhkan yang besar,  yang besar membutuhkan yang kecil, dan lain sebagainya. Adapun Nilai ekonomi yang timbul hasil dari  hubungan kebersamaan tersebut adalah dampak positip dari kepedulian. Besar atau kecilnya nilai ekonomi yang didapat tergantung pada seberapa besar keikhlasan ataupun keseriusan dari kepedulian itu.

Seiring bertambahnya waktu dan semakin berkurangnya keseimbangan bumi beserta alam lingkungan ini, sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan manusia, sadar ataupun tidak sadar kegiatan-kegiatan manusia menyebabkan perubahan keseimbangan bumi dan merusak alam lingkungan, seperti penipisan lapisan Atmosfir Bumi yang memicu pemanasan Global (Global Warming), pencemaran udara, air dan tanah, menimbulkan berbagai macam bencana terjadi, keterbatasan ketersediaan kebutuhan manusia yang ada di alam, kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, bahkan menimbulkan karakter-karakter moral calon generasi penerus yang jauh dari kecintaan akan alam lingkungan ini.

PENGHIJAUAN adalah salah satu yang utama untuk penanggulangi semua permasalahan tersebut di atas. Penghijauan mempunyai manfaat sangat banyak “ MULTI EFEK ”. Kesejukan udara terjaga karena adanya produksi oksigen dan penyerapan karbon oleh pohon, ketersediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat terpenuhi karena pohon dapat menyerap,  menyimpan dan menyalurkan air dengan baik, terhindar dari banjir dan erosi, pencegahan global Warming, Meningkatkan perekonomian Rakyat, dll.

Tidak sedikit Program penghijauan yang diluncurkan  Pemerintah bahkan dunia international, sangat gencar meluncurkan program, seperti program Indonesia Menanam, Kampanye Indonesia Menanam, Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN), Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP), Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDN), Kota Hijau (Green City), Penyerapan dan penyimpanan Karbon, dll. Namun demikian, penanaman pohon yang tidak disertai pola budidaya dan pemeliharaan/perawatan yang proporsional dan berkelanjutan tidak dapat meningkatkan jumlah pohon dan oksigen yang signifikan karena tingginya angka kematian pohon.

Oleh karena itu, Kami dari Kelompok Tani Ternak Al-Isti’anah Indonesia - Yayasan Al-Isti’anah Indonesia (KTTAI-YAI) tersentuh untuk dapat menjadi salah satu sosok yang ikut berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan dan pencerah baru dalam dunia Penghijauan, berbasis pada Pelestarian Lahan dan Hutan Rakyat yang Mempunyai Nilai Ekonomi Cukup Tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan meluncurkan  kepedulian Melalui Penjalinan Kerjasama Saling Menguntungkan di bidang Penanaman Kayu Jati Putih disetiap lahan Kritis. Penjalinan Kerjasama antara Pemilik lahan dengan Pengelola, dan Pengelola dengan Investor (Penanam Modal).

Pemilik lahan/penggarap yang lahannya disewa oleh KTTAI-YAI untuk Program Budidaya Gmelina jelas sangat diuntungkan karena selain mendapatkan biaya sewa lahan selama proses budidaya Gmelina hingga masa penen (5 tahun), ia pun memperoleh pendapatan lainnya karena menjadi Tenaga Kerja Harian Lepas dalam program budidaya Gmelina tersebut. Pemilik lahan/penggarap pun masih dapat bercocok tanam pada lahan tersebut dengan tanaman tumpangsari/palawija pada sela-sela tanaman kayu Gmelina yang akan dibudidayakan oleh Pengelola. Lebih dari itu pemilik lahan/penggarap juga dapat meningkatkan pengetahuan tentang teknik budidaya kayu Gmelina yang bernilai ekonomi tinggi dan berdampak positif bagi lingkungan, karena dibina,diawasi dan diarahkan oleh Pengelola dalam melaksanakan pekerjaan/teknik budidaya.

Penanam modal (Investor) merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi karena uangnya bekerja  untuk menyumbang oksigen bagi dunia sekaligus menghasilkan keuntungan/pendapatan yang relative cukup besar dari hasil pemanenan kayu Gmelina tersebut.

Pengelola dengan itikad dan tekad untuk menyelamatkan dan menghijaukan lahan-lahan kritis, dengan slogan “Lamun Leuweung Hejo – Masyarakat Pasti Ngejo” mudah-mudahan keuntungan pun dapat diperoleh dari berbagai sisi : pohon bertambah, sumber air bertambah, oksigen bertambah, mengurangi musibah, kekayaan melimpah. Amin.

Oleh karena itu, kami menawarkan Kerjasama Penanaman Gmelina kepada Penanam Modal dalam program ini.

Sentuhan kepedulian atas dasar kesadaran bahwa menjaga keseimbangan bumi kita ini adalah tanggung jawab bersama, dan itu sangatlah diperlukan guna merealisasikan keberhasilan program ini. Peran serta kita dalam  program ini, secara otomatis melahirkan kepercayaan, kebersamaan, kekuatan yang selama ini pudar karena rasa egoisme, kapitalisme, individualisme, dll, dan kita tahu semua bahwa rasa itulah yang menyebabkan terjadinya sebuah kehancuran. Terjadinya pemisahan antara yang kaya dan yang miskin, yang lemah dan yang kuat, yang salah dikatakan benar, yang benar dikatakan salah, dan lain sebagainya. Dengan Program penjalinan Kerjasama Penanaman Kayu Gmelina yang terus kami luncurkan ini menjadi perantara terjadinya kepercayaan, kebersamaan dan kekuatan yang dapat terlahirnya suatu kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Amin.

B.   Kebutuhan Kayu

Kebutuhan kayu untuk pasar global pada tahun 2001 saja mengalami kekurangan yang semakin meningkat tajam sementara pada saat yang bersamaan terjadi proses penyempitan kawasan hutan. Kenyataan tersebut telah membuka pasar yang lebar bagi siapapun yang melakukan investasi dalam bidang perkayuan ini. Kawasan hutan tropis mengalami kerusakan yang cukup parah. Penebangan tanpa diimbangi dengan upaya regenerasi serius menjadi penyebab utama masalah ini. Kerusakan hutan di kawasan tropis meningkatkan suhu bumi dan menipiskan kadar oksigen bumi. Kenyataan tersebut telah ikut mendorong organisasi international perkayuan (ITTO) untuk ikut serta menentukan masa depan perdagangan kayu tropis. Organisasi ITTO (International Tropical Timber Organization) telah mengumumkan beberapa langkah untuk melindungi hutan tropis yang telah dilaksanakan mulai tahun 2002. Menjelang abad yang mendatang, ITTO menggunakan syarat bahwa kayu-kayu tropis tidak boleh diekspor kecuali kayu tersebut merupakan hasil pengolahan. Oleh karena itu sangat diperlukan program pembudidayaan kayu secara komersial untuk menghasilkan kayu bermutu dengan nilai yang lebih tinggi.

C.   sekilas tentang gmelina (JATI PUTIH)

Nama botani         : Gmelina arborea Roxb.
Famili                   : Verbenaceae.
Nama daerah        : Gmelina, Gamalina, Jati Putih, Jati Bodas.

Gmelina terdiri dari 33 jenis tersebar dari Pakistan dan India, Srilanka, Asia Tenggara sampai Australia. Ada 12 jenis di Asia Tenggara.

Gmelina adalah jenis yang paling dikenal terutama di Asia Tenggara untuk penanaman pohon fast growing.

Pada umur 5 tahun tinggi pohon
Gmelina dapat mencapai 30 m, diameter 30 cm, pada usia tua diameter bisa mencapai 140 cm, bentuk batang silindris, tidak berbanir, tajuk membulat.
Kayu teras berwarna abu-abu muda keputih-putihan atau kekuning-kuningan

Berat jenis Gmelina adalah 0,41; kelas kuat III dan keawetan gmelina termasuk kelas awet V.

Kayu Gmelina dipakai untuk berbagai keperluan khususnya untuk bahan kontruksi, pertukangan, packing, furniture, pulp dan venir. Selain itu juga untuk flooring, alat musik, korek api, partikel
board dan bahan bodi kendaraan.

Silvikultur:

Gmelina dapat tumbuh baik di daerah dengan musim kemarau yang basah maupun kering, yaitu pada tipe curah hujan A sampai D. Jenis ini tumbuh pada tanah yang agak liat dan kurus dengan ketinggian sampai 1000 m dpl.
Permudaan dilakukan secara buatan dengan bibit yang berasal dari penyemaian biji.
Jarak tanam 2 x 2 m atau 3 x 3 m.

d.   Nilai Ekonomi

Budidaya Gmelina akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dari penjualan dari pola tanam 3x3m atau 1100 pohon/ha, berumur 5 tahun rata-rata terendah sebanyak 550 m3 per ha. Prediksi harga kayu Gmelina pada 5 tahun mendatang Rp1,2 juta/m3. Dengan harga jual Rp 1,2 juta per m3 dan produksi 550 m3, maka omset dari penanaman Gmelina mencapai Rp. 600 juta per ha. Saat ini harga per m3 Gmelina berdiameter 25 cm Rp. 850.000,- , kalau seandainya saja harga jualnya tak terkerek naik pun, hasil Investasi nya masih sangat menguntungkan.

Informasi Harga kayu Gmelina per kubik pada tahun 2012 :
1.    Diameter       30-39 cm, Rp. 1.000.000,-
2.    Diameter       40-49 cm, Rp. 1.100.000,-
3.    Diameter         > 50 cm, Rp. 1.200.000,-

Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat kebutuhan/permintaan yang semakin bertambah tiap tahunnya, sedangkan persediaan kayu Gmelina semakin lama semakin terbatas. Dalam 1 Ha lahan dapat ditanam 1100 batang bibit Gmelina dengan jarak tanam 3x3 m, dan dapat ditanam 2500 batang bibit Gmelina jika ditanam dengan jarak tanam 2x2 m.

D.   PELUANG INVESTASI


Dengan gambaran mengenai pohon kayu jati putih diatas, menimbulkan sebuah peluang bisnis yang sangat menjanjikan, dengan kondisi persaingan dibidang tersebut saat ini masih sangat sedikit, sehingga ketika saat ini kita ikut andil dalam peluang bisnis ini maka adalah pelopor atau orang yang pertama merasakan kesuksesan dibidang Penanaman Pohon kayu jati putih. Adapun nilai besaran Investasinya adalah sebagai berikut :
Pola Tanam 3x3 m (1100 pohon) adalah sebesar     Rp. 15.000.000,-

Dengan Sistem pembayaran secara bertahap :
1.  Pembayaran pertama sebesar 50%, dibayarkan pada saat penandatanganan MoU (Surat Perjanjian Kerjasama) Penanaman kayu jati putih.
2.  Pembayaran selanjutnya yang sisa 50%, dibayarkan 3 bulan setelah penanaman.

E.   ALISA USAHA BUDIDAYA JATI PUTIH

1.             Analisa Biaya Investasi
Pada Luasan 1 Hektar Lahan dengan pola Tanam 3x3 m (1100 pohon)
a. Pembelian Bibit 1.100/batang x Rp. 1.500,-                                    : Rp.       1.650.000,-
b. Pembelian Bibit Penyulam 220/batang x Rp. 1.500,-                       : Rp.          330.000,-
c. Pembelian Pupuk               
1)  Pupuk Kompos 1100 x 2 kg x Rp. 500,-                                  : Rp.       1.100.000,-
2)  Phonska 1100 x 200 gr x 6 x Rp. 2.500,-                                 : Rp.       3.300.000,-
3)  Furadan 1100 x 20 gr x Rp. 15.000,-                                       : Rp.          330.000,-
d.  Biaya Tenaga Kerja
1)  Pengolahan Lahan 50.000/HOK x 25 HOK/Hektar                  : Rp.       1.250.000,
2)  Lubang Tanam 50.000/HOK x 37 HOK/Hektar                       : Rp.       1.850.000,
3)  Penanaman 50.000/HOK x 12 HOK/Hektar                            : Rp.          600.000,
4)  Biaya Perawatan/pemeliharaan selama 5 tahun                          : Rp.       4.590.000,-
Jumlah Biaya Investasi                                                              : Rp.    15.000.000,-

2. Penerimaan Dalam Investasi Jati Putih
Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola Tanam 3x3m (1100 Pohon)
a.  Penjarangan
Estimasi  0,4 m3/pohon  di usia 3-4 tahun  x 550 pohon  = 220 m3
Hitungan : 220 m3 x Rp. 1.000.000,- (diameter 30-39 cm)             : Rp.  220.000.000,-
b. Pemanenan akhir
Estimasi  0,6 m3/pohon  di usia 5 tahun  x 550 pohon  = 330 m3
Hitungan : 330 m3 x Rp. 1.100.000,- (diameter 40-49 cm)             : Rp.  363.000.000,-
Jumlah Penerimaan                                                                     : Rp.  583.000.000,-

3.  Analisis Keuntungan Investasi Jati Putih
Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola Tanam 3x3m (1100 Pohon)
a.  Penerimaan (penjarangan+panen akhir)                                    : Rp.  583.000.000,-
b. Biaya Operasional Panen
1)  Biaya tebang Rp.100.000,-/m3 x 550 m3                                  : Rp.     55.000.000,-
2)  Biaya transport kayu dari kebun Rp. 50.000,-/m3 x 550 m3      : Rp.     27.500.000,-
3)  Biaya transport kayu ke Pabrik Rp.100.000,-/m3 x 550 m3      : Rp.     55.000.000,-
4)  Zakat/Infak 2,5% (Penerimaan - Biaya-biaya x 2,5%)               : Rp.     10.762.500,-
5)  Retribusi/Surat Jalan dari pemerintah setempat (Rp.10rb/m3)     : Rp.       5.500.000,-
Jumlah Biaya Operasional Panen                                              : Rp.  153.762.500,-
Jumlah   Keuntungan Bersih                                                      : Rp.  429.237.500,-

F.    BAGI HASIL KONSEP SYARIAH

Pola kerjasama dengan konsep BAGI HASIL dengan skim sebagai berikut :

Investor                =      50 %
Pengelola              =      50 %
Total                    =    100 %

Keterangan:
  1. INVESTOR adalah Orang/Perusahaan/Organisasi yang membiayai penanaman dengan total investasi sebesar Rp. 15.000.000,- /hektar lahan.
  2. PENGELOLA adalah Tim Ahli Budidaya Kelompok Tani Ternak Al-Isti’anah Indonesia – Yayasan Al-Isti’anah Indonesia (KTTAI-YAI)  yang menyiapkan lahan dan mengelola sejak mulai persiapan lahan, penanaman awal, perawatan, sampai dengan pemanenan.
SEHINGGA ESTIMASI PENDAPATAN:
Investor                 =  50 % x Rp. 429.237.500,-   =          Rp.  214.618.750,-
Pengelola               =  50 % x Rp. 429.237.500,-   =          Rp.  214.618.750,-
Jumlah Estimasi Pendapatan                             =          Rp.  429.237.500,-


Catatan:
*)    Pembagian hasil akan dibayarkan secara tunai, segera setelah penjualan hasil panen diakhir masa periode tanam.
**)  Estimasi Perhitungan berdasarkan masukkan dari berbagai sumber dengan perkiraan hasil dan harga standar rata-rata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar