KERJASAMA
Usaha PENANAMAN KAYU JATI
PUTIH
( Gmelina )
Oleh : Didin Muhidin
KELOMPOK TANI TERNAK AL-ISTI’ANAH INDONESIA
YAYASAN AL-ISTI’ANAH INDONESIA
Alamat Sekretariat :
JALAN GARUNG NO.20 KELURAHAN PALASARI
KECAMATAN CIBIRU KOTA BANDUNG 40615
Telp.022-92327187 - Cp.
085.220.253.511
A.
PENDAHULUAN
Lahan kritis pada saat ini sangatlah
luas dengan kondisi sangat
memprihatinkan, masalah semak belukar, rumput ilalang yang tinggi ataupun
gundulnya lahan menjadi kesulitan untuk dijadikan lahan produktif. Perlu
sentuhan dari berbagai pihak yang peduli, sehingga lahan tersebut menjadi
produktif dan dapat menjadi saluran berkah bagi banyak orang, khususnya petani
penggarap setempat.
POTENSI yang sangat besar terkandung
dilahan kritis tersebut, dan itu dapat menjadi sebuah sumber pendapatan bagi
banyak orang. Tanpa adanya uluran tangan
kesadaran dari pihak yang peduli, potensi itu tidak akan muncul bahkan akan terkubur sangat dalam, seiring dengan
semakin bertambahnya perjalanan waktu.
Tanah, udara, air, api, tumbuhan,
binatang serta semua yang terkandung di bumi ini adalah di peruntukan untuk
kebutuhan hidup makhluk Tuhan yang bernama MANUSIA. Hubungan yang Terbentuk
dari rasa saling membutuhkan dan berakibat pada keuntungan secara bersama
menjadi dasar kebersamaan yang terlahir
dari ungkapan hati “PEDULI”. Yang lemah membutuhkan yang kuat, yang kuat
membutuhkan yang lemah, yang kecil membutuhkan yang besar, yang besar membutuhkan yang kecil, dan lain
sebagainya. Adapun Nilai ekonomi yang timbul hasil dari hubungan kebersamaan tersebut adalah dampak
positip dari kepedulian. Besar atau kecilnya nilai ekonomi yang didapat
tergantung pada seberapa besar keikhlasan ataupun keseriusan dari kepedulian
itu.
Seiring bertambahnya waktu dan
semakin berkurangnya keseimbangan bumi beserta alam lingkungan ini, sebagai
akibat dari kegiatan-kegiatan manusia, sadar ataupun tidak sadar
kegiatan-kegiatan manusia menyebabkan perubahan keseimbangan bumi dan merusak
alam lingkungan, seperti penipisan lapisan Atmosfir Bumi yang memicu pemanasan
Global (Global Warming), pencemaran udara, air dan tanah, menimbulkan berbagai
macam bencana terjadi, keterbatasan ketersediaan kebutuhan manusia yang ada di
alam, kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, bahkan menimbulkan karakter-karakter
moral calon generasi penerus yang jauh dari kecintaan akan alam lingkungan ini.
PENGHIJAUAN adalah salah satu yang
utama untuk penanggulangi semua permasalahan tersebut di atas. Penghijauan
mempunyai manfaat sangat banyak “ MULTI EFEK ”. Kesejukan udara terjaga karena
adanya produksi oksigen dan penyerapan karbon oleh pohon, ketersediaan air
bersih untuk kebutuhan masyarakat terpenuhi karena pohon dapat menyerap, menyimpan dan menyalurkan air dengan baik,
terhindar dari banjir dan erosi, pencegahan global Warming, Meningkatkan
perekonomian Rakyat, dll.
Tidak sedikit Program penghijauan
yang diluncurkan Pemerintah bahkan dunia
international, sangat gencar meluncurkan program, seperti program Indonesia
Menanam, Kampanye Indonesia Menanam, Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(GERHAN), Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP), Kecil Menanam Dewasa Memanen
(KMDN), Kota Hijau (Green City), Penyerapan dan penyimpanan Karbon, dll. Namun
demikian, penanaman pohon yang tidak disertai pola budidaya dan
pemeliharaan/perawatan yang proporsional dan berkelanjutan tidak dapat
meningkatkan jumlah pohon dan oksigen yang signifikan karena tingginya angka
kematian pohon.
Oleh karena itu, Kami dari Kelompok
Tani Ternak Al-Isti’anah Indonesia - Yayasan Al-Isti’anah Indonesia (KTTAI-YAI)
tersentuh untuk dapat menjadi salah satu sosok yang ikut berperan aktif dalam
menyelesaikan permasalahan dan pencerah baru dalam dunia Penghijauan, berbasis
pada Pelestarian
Lahan dan Hutan Rakyat yang Mempunyai Nilai Ekonomi Cukup Tinggi untuk
memenuhi kebutuhan hidup, dengan meluncurkan
kepedulian Melalui Penjalinan Kerjasama Saling Menguntungkan
di bidang Penanaman Kayu Jati Putih disetiap lahan Kritis. Penjalinan Kerjasama
antara Pemilik lahan dengan Pengelola, dan Pengelola dengan Investor (Penanam
Modal).
Pemilik lahan/penggarap yang
lahannya disewa oleh KTTAI-YAI untuk Program Budidaya Gmelina jelas sangat diuntungkan
karena selain mendapatkan biaya sewa lahan selama proses budidaya Gmelina
hingga masa penen (5 tahun), ia pun memperoleh pendapatan lainnya karena menjadi
Tenaga Kerja Harian Lepas dalam program budidaya Gmelina tersebut. Pemilik
lahan/penggarap pun masih dapat bercocok tanam pada lahan tersebut dengan
tanaman tumpangsari/palawija pada sela-sela tanaman kayu Gmelina yang akan
dibudidayakan oleh Pengelola. Lebih dari itu pemilik lahan/penggarap juga dapat
meningkatkan pengetahuan tentang teknik budidaya kayu Gmelina yang bernilai
ekonomi tinggi dan berdampak positif bagi lingkungan, karena dibina,diawasi dan
diarahkan oleh Pengelola dalam melaksanakan pekerjaan/teknik budidaya.
Penanam modal (Investor) merasa aman
dan nyaman dalam berinvestasi karena uangnya bekerja untuk menyumbang oksigen bagi dunia sekaligus
menghasilkan keuntungan/pendapatan yang relative cukup besar dari hasil
pemanenan kayu Gmelina tersebut.
Pengelola dengan itikad dan tekad
untuk menyelamatkan dan menghijaukan lahan-lahan kritis, dengan slogan “Lamun
Leuweung Hejo – Masyarakat Pasti Ngejo” mudah-mudahan keuntungan pun
dapat diperoleh dari berbagai sisi : pohon bertambah, sumber air bertambah,
oksigen bertambah, mengurangi musibah, kekayaan melimpah. Amin.
Oleh karena itu, kami menawarkan
Kerjasama Penanaman Gmelina kepada Penanam Modal dalam program ini.
Sentuhan kepedulian atas dasar
kesadaran bahwa menjaga keseimbangan bumi kita ini adalah tanggung jawab
bersama, dan itu sangatlah diperlukan guna merealisasikan keberhasilan program
ini. Peran serta kita dalam program ini,
secara otomatis melahirkan kepercayaan, kebersamaan, kekuatan yang selama ini pudar
karena rasa egoisme, kapitalisme, individualisme, dll, dan kita tahu semua
bahwa rasa itulah yang menyebabkan terjadinya sebuah kehancuran. Terjadinya
pemisahan antara yang kaya dan yang miskin, yang lemah dan yang kuat, yang
salah dikatakan benar, yang benar dikatakan salah, dan lain sebagainya. Dengan
Program penjalinan Kerjasama Penanaman Kayu Gmelina yang terus kami luncurkan
ini menjadi perantara terjadinya kepercayaan, kebersamaan dan kekuatan yang
dapat terlahirnya suatu kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Amin.
B. Kebutuhan Kayu
Kebutuhan kayu
untuk pasar global pada tahun 2001 saja mengalami kekurangan yang semakin
meningkat tajam sementara pada saat yang bersamaan terjadi proses penyempitan
kawasan hutan. Kenyataan tersebut telah membuka pasar yang lebar bagi siapapun
yang melakukan investasi dalam bidang perkayuan ini. Kawasan hutan tropis
mengalami kerusakan yang cukup parah. Penebangan tanpa diimbangi dengan upaya
regenerasi serius menjadi penyebab utama masalah ini. Kerusakan hutan di
kawasan tropis meningkatkan suhu bumi dan menipiskan kadar oksigen bumi.
Kenyataan tersebut telah ikut mendorong organisasi international perkayuan
(ITTO) untuk ikut serta menentukan masa depan perdagangan kayu tropis.
Organisasi ITTO (International Tropical Timber Organization) telah mengumumkan
beberapa langkah untuk melindungi hutan tropis yang telah dilaksanakan mulai
tahun 2002. Menjelang abad yang mendatang, ITTO menggunakan syarat bahwa
kayu-kayu tropis tidak boleh diekspor kecuali kayu tersebut merupakan hasil
pengolahan. Oleh karena itu sangat diperlukan program pembudidayaan kayu secara
komersial untuk menghasilkan kayu bermutu dengan nilai yang lebih tinggi.
C. sekilas
tentang gmelina (JATI PUTIH)
Nama botani : Gmelina arborea Roxb.
Famili :
Verbenaceae.
Nama daerah : Gmelina, Gamalina, Jati Putih, Jati
Bodas.
Gmelina terdiri dari 33
jenis tersebar dari Pakistan dan India, Srilanka, Asia Tenggara sampai
Australia. Ada 12 jenis di Asia Tenggara.
Gmelina
adalah jenis yang paling dikenal terutama di Asia Tenggara untuk penanaman
pohon fast growing.
Pada umur 5 tahun tinggi pohon Gmelina dapat mencapai 30 m, diameter 30 cm, pada usia tua diameter bisa mencapai 140 cm, bentuk batang silindris, tidak berbanir, tajuk membulat.
Kayu teras berwarna abu-abu muda keputih-putihan atau kekuning-kuningan
Berat jenis Gmelina adalah 0,41; kelas kuat III dan keawetan gmelina termasuk kelas awet V.
Kayu
Gmelina dipakai untuk berbagai keperluan khususnya untuk bahan kontruksi,
pertukangan, packing, furniture, pulp dan venir. Selain itu juga untuk
flooring, alat musik, korek api, partikel
board dan bahan bodi
kendaraan.
Silvikultur:
Silvikultur:
Gmelina dapat tumbuh baik di daerah dengan musim kemarau yang basah maupun kering, yaitu pada tipe curah hujan A sampai D. Jenis ini tumbuh pada tanah yang agak liat dan kurus dengan ketinggian sampai 1000 m dpl.
Permudaan dilakukan secara buatan dengan bibit yang berasal dari penyemaian biji.
Jarak tanam 2 x 2 m atau 3
x 3 m.
d. Nilai Ekonomi
Budidaya Gmelina akan memberikan
keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar.
Perkiraan dari penjualan dari
pola tanam 3x3m atau 1100 pohon/ha, berumur 5 tahun rata-rata terendah sebanyak 550 m3 per ha. Prediksi harga kayu Gmelina pada 5 tahun mendatang Rp1,2 juta/m3. Dengan
harga jual Rp
1,2 juta per m3
dan produksi 550 m3, maka omset
dari penanaman Gmelina mencapai
Rp. 600 juta per ha.
Saat ini harga per m3 Gmelina berdiameter 25 cm Rp. 850.000,- ,
kalau seandainya saja harga jualnya tak terkerek naik pun, hasil Investasi nya
masih sangat menguntungkan.
Informasi Harga
kayu Gmelina per
kubik pada tahun 2012 :
1. Diameter 30-39 cm, Rp. 1.000.000,-
2. Diameter 40-49 cm, Rp. 1.100.000,-
3. Diameter > 50 cm, Rp. 1.200.000,-
Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat
kebutuhan/permintaan yang semakin bertambah tiap tahunnya, sedangkan persediaan
kayu Gmelina semakin
lama semakin terbatas. Dalam 1 Ha lahan dapat ditanam 1100 batang bibit Gmelina dengan jarak tanam 3x3 m, dan dapat ditanam
2500 batang bibit Gmelina
jika ditanam dengan jarak tanam 2x2 m.
D. PELUANG INVESTASI
Dengan gambaran mengenai pohon kayu jati
putih diatas, menimbulkan sebuah peluang bisnis yang sangat menjanjikan, dengan
kondisi persaingan dibidang tersebut saat ini masih sangat sedikit, sehingga
ketika saat ini kita ikut andil dalam peluang bisnis ini maka adalah pelopor
atau orang yang pertama merasakan kesuksesan dibidang Penanaman Pohon kayu jati
putih. Adapun nilai besaran Investasinya adalah sebagai berikut :
Pola
Tanam 3x3 m (1100 pohon) adalah sebesar
Rp. 15.000.000,-
Dengan
Sistem pembayaran secara bertahap :
1. Pembayaran pertama sebesar 50%, dibayarkan
pada saat penandatanganan MoU (Surat Perjanjian Kerjasama) Penanaman kayu jati
putih.
2. Pembayaran selanjutnya yang sisa 50%,
dibayarkan 3 bulan setelah penanaman.
E. ALISA USAHA BUDIDAYA JATI PUTIH
1. Analisa
Biaya Investasi
Pada Luasan 1 Hektar Lahan dengan pola Tanam 3x3 m (1100 pohon)
a. Pembelian
Bibit 1.100/batang x Rp. 1.500,- : Rp. 1.650.000,-
b. Pembelian
Bibit Penyulam 220/batang x Rp. 1.500,- :
Rp. 330.000,-
c. Pembelian
Pupuk
1) Pupuk
Kompos 1100 x 2 kg x Rp. 500,- : Rp. 1.100.000,-
2) Phonska
1100 x 200 gr x 6 x Rp. 2.500,- : Rp. 3.300.000,-
3) Furadan
1100 x 20 gr x Rp. 15.000,- : Rp. 330.000,-
d. Biaya
Tenaga Kerja
1) Pengolahan
Lahan 50.000/HOK x 25 HOK/Hektar :
Rp. 1.250.000,
2) Lubang
Tanam 50.000/HOK x 37 HOK/Hektar : Rp. 1.850.000,
3) Penanaman
50.000/HOK x 12 HOK/Hektar :
Rp. 600.000,
4) Biaya
Perawatan/pemeliharaan selama 5 tahun : Rp. 4.590.000,-
Jumlah
Biaya Investasi : Rp. 15.000.000,-
2. Penerimaan Dalam Investasi Jati Putih
Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola
Tanam 3x3m (1100 Pohon)
a. Penjarangan
Estimasi 0,4
m3/pohon di usia 3-4 tahun x 550 pohon
= 220 m3
Hitungan : 220 m3 x Rp. 1.000.000,-
(diameter 30-39 cm) : Rp. 220.000.000,-
b.
Pemanenan akhir
Estimasi 0,6 m3/pohon di usia 5 tahun x 550 pohon = 330 m3
Estimasi 0,6 m3/pohon di usia 5 tahun x 550 pohon = 330 m3
Hitungan : 330 m3 x Rp. 1.100.000,-
(diameter 40-49 cm) :
Rp. 363.000.000,-
Jumlah
Penerimaan : Rp. 583.000.000,-
3. Analisis Keuntungan Investasi Jati Putih
Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola
Tanam 3x3m (1100 Pohon)
a. Penerimaan (penjarangan+panen akhir) :
Rp. 583.000.000,-
b.
Biaya Operasional Panen
1) Biaya
tebang Rp.100.000,-/m3 x 550 m3 : Rp. 55.000.000,-
2) Biaya
transport kayu dari kebun Rp. 50.000,-/m3 x 550 m3 : Rp. 27.500.000,-
3) Biaya
transport kayu ke Pabrik Rp.100.000,-/m3 x 550 m3 : Rp. 55.000.000,-
4) Zakat/Infak
2,5% (Penerimaan - Biaya-biaya x 2,5%) : Rp. 10.762.500,-
5) Retribusi/Surat
Jalan dari pemerintah setempat (Rp.10rb/m3) : Rp. 5.500.000,-
Jumlah
Biaya Operasional Panen :
Rp. 153.762.500,-
Jumlah Keuntungan Bersih :
Rp. 429.237.500,-
F. BAGI
HASIL KONSEP SYARIAH
Pola kerjasama dengan konsep BAGI HASIL dengan skim sebagai
berikut :
Investor = 50 %
Pengelola =
50 %
Total =
100 %
Keterangan:
- INVESTOR adalah Orang/Perusahaan/Organisasi yang membiayai penanaman dengan total investasi sebesar Rp. 15.000.000,- /hektar lahan.
- PENGELOLA adalah Tim Ahli Budidaya Kelompok Tani Ternak Al-Isti’anah Indonesia – Yayasan Al-Isti’anah Indonesia (KTTAI-YAI) yang menyiapkan lahan dan mengelola sejak mulai persiapan lahan, penanaman awal, perawatan, sampai dengan pemanenan.
SEHINGGA ESTIMASI PENDAPATAN:
Investor = 50 % x Rp. 429.237.500,- = Rp. 214.618.750,-
Pengelola =
50 % x Rp. 429.237.500,- = Rp. 214.618.750,-
Jumlah Estimasi Pendapatan = Rp.
429.237.500,-
Catatan:
*) Pembagian hasil akan dibayarkan secara tunai,
segera setelah penjualan hasil panen diakhir masa periode tanam.
**) Estimasi Perhitungan berdasarkan masukkan dari
berbagai sumber dengan perkiraan hasil dan harga standar rata-rata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar